Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG, Subsp. FER, MPH, FRANZCOG (Hons), FICRM
Awarding Honorary Fellow of RANZCOG
Tentang Program Bayi Tabung
Tahukah anda bahwa hampir setiap pasang di dunia pasti menginginkan kehadiran seorang buah hati ditengah-tengah mereka ? Namun nyatanya tidak semua pasangan yang sudah menikah akan dianugrahi keturunan, karena adanya gangguan dari sistem reproduksi, kondisi inilah yang disebut sebagai infertilitas atau gangguan kesuburan.Â
Gangguan kesuburan adalah ketidakmampuan satu pasangan untuk mendapatkan buah hati setelah 12 bulan menikah dan melakukan hubungan seksual secara teratur, tanpa kontrasepsi. Rata-rata dari 100 pasangan yang menikah, dalam rentang satu tahun setelah menikah sebanyak 85% berhasil hamil, dan sisanya sebesar 15% terkendala untuk memiliki keturunan. Memiliki keturunan bukan saja merupakan tugas seorang perempuan, akan tetapi 35 persen peran untuk hamil juga ditentukan oleh laki-laki melalui kualitas spermanya. Sperma yang baik, tidak saja meliputi jumlah, pergerakan, bentuk, tetapi juga materi genetiknya yang sangat mudah terganggu. Data yang ada menunjukkan bahwa kualitas sperma sangat dipengaruhi oleh gaya hidup seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, kebiasaan menggunakan pakaian dalam sangat ketat, mandi sauna atau berendam air panas serta riwayat pekerjaan yang berdekatan dengan temperatur tinggi.Â
Upaya memiliki buah hati sungguh dapat merupakan sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan ketekunan serta kesabaran. Berbagai pemeriksaan kesuburan harus dilalui seperti cek sperma, rahim, kedua indung telur, pematangan telur serta patensi saluran telur perlu dilakukan untuk menentukan penyebab gangguan kesuburan. Setelah penyebab gangguan kesuburan diketahui dengan pasti, berbagai pilihan penanganan dapat dilakukan seperti pemberian obat pemicu untuk membesarkan sel telur, inseminasi intra uterin atau pembedahan bila diperlukan.Â
Bayi tabung dapat menjadi pilihan pertama maupun terakhir pada kasus-kasus pasangan yang mendambakan keturunan. Pada tindakan bayi tabung, dilakukan pertemuan sel telur dan sperma serta dilanjutkan dengan mengembangkan embrio di luar tubuh. Proses bayi tabung memerlukan obat untuk membesarkan sel telur dilanjutkan dengan petik sel telur yang dibutuhkan untuk dilakukan pembuahan. Proses bayi tabung memerlukan waktu kurang lebih selama 14 hari sampai kita melakukan transfer embrio ke dalam rahim.Â
Program Bayi Tabung – Sekilas Tentang Prof Budi Wiweko
Prof. Budi Wiweko adalah seorang ahli terkemuka di bidang kesehatan reproduksi dan fertilitas dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Beliau dikenal luas atas dedikasinya dalam membantu pasangan yang mengalami masalah kesuburan melalui program bayi tabung, baik di Indonesia maupun di tingkat internasional. Sebagai pendiri INA-Repromed (Indonesian Reproductive Medicine), Prof. Budi telah memainkan peran penting dalam pengembangan layanan kesehatan reproduksi di Indonesia. Beliau juga aktif sebagai peneliti dan praktisi di rumah sakit terkemuka, berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan praktik medis di bidang ini.
Penghargaan dan Pengakuan Internasional
Prof. Budi Wiweko telah menerima penghargaan tertinggi yaitu Honorary Fellow of RANZCOG (FRANZCOG (Hons)), sebuah pengakuan bergengsi dari Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynaecologists. Penghargaan ini diberikan kepada individu yang menunjukkan keunggulan dan kontribusi signifikan dalam bidang obstetri dan ginekologi, menandakan pengakuan internasional atas dedikasi dan prestasi Prof. Budi dalam meningkatkan kesehatan reproduksi.
Selain itu, Prof. Budi juga diakui secara internasional dengan gelar FICRM (Fellow of the Indian College of Reproductive Medicine), yang menandakan keahliannya yang diakui di tingkat global dalam bidang kesehatan reproduksi.
Kepemimpinan dan Kontribusi di Berbagai Organisasi
Prof. Budi adalah pendiri Asian PCOS Society, sebuah organisasi yang berfokus pada penelitian dan penanganan sindrom ovarium polikistik di Asia. Beliau juga menjabat sebagai Ketua Senat Akademik Universitas Indonesia, di mana beliau berperan dalam pengembangan kebijakan akademik dan penelitian di universitas terkemuka ini.
Di tingkat nasional, Prof. Budi memimpin sebagai Ketua Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia dan President Elect Pengurus Pusat Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia, di mana beliau berkontribusi dalam pengembangan standar praktik dan kebijakan kesehatan reproduksi.
Peran Internasional dan Jaringan Global
Di lingkup internasional, Prof. Budi memegang berbagai jabatan penting, termasuk sebagai Advisory Board Member untuk Merck Serono Asia Pacific dan MSD Asia Pacific. Beliau juga merupakan Founder & President of Asian Society for Fertility Preservation, serta President Elect Asia Pacific Initiative on Reproduction (ASPIRE).
Selain itu, Prof. Budi menjabat sebagai Ketua Komite Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas dari AOFOG (Asia & Oceania Federation of Obstetrics and Gynaecology), di mana beliau berperan dalam memajukan penelitian dan praktik terbaik dalam endokrinologi reproduksi dan infertilitas di kawasan Asia dan Oseania.
Gambar Pembelahan Embrio menjadi Blastokista pada pasien IVF Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH di RS Pondok Indah IVF. Gambar ditangkap dan dideteksi melalui Time lapsed Incubator.
Putar Video